Selamat datang dan belajar sesuatu dari kehidupan saya ini

Terimakasih karena telah sudi mampir di blog saya yg sederhana ini,silahkan komen ataupun sekedar say hai,itupun sudah terlalu mewah buat seorang saya.

teriring doa untuk kesejahteraan kita bersama

-didot-

Kamis, 11 Desember 2008

sudahkah kita bersyukur hari ini?

Sudahkan kita bersyukur hari ini?

By : DIDOT

Sudahkah kita bersyukur hari ini? Tulisan saya kali ini dimulai dengan pertanyaan untuk kita semua. Pertanyaan yang cukup mudah dijawab ,tetapi mungkin lebih sulit untuk dilakukan.

Pernah suatu ketika sahabat saya bercerita bagaimana dia kini rajin beribadah , setelah dengan konsisten melakukannya,lama-lama diapun bertanya “ Saya sudah ibadah rajin kok hidup saya begini2 saja?” . Kali lain pernah pula saya yang bertanya pada sahabat yang lain “ kok kamu gak pernah ibadah sih sekarang?” lalu dijawabnya “ah… buat apa ibadah , toh hasilnya begini2 juga…”.

Apa yang sama dari kondisi berbeda dua sahabat saya itu? Keduanya memandang ibadah sebagai suatu bentuk perdagangan ,alias timbal balik antara dirinya dengan Sang Pencipta.Meminta dulu baru mau memberikan balasan. Saya mau mencoba meluruskan sedikit pemikiran seperti ini di tulisan kali ini.

Kita beribadah bukanlah karena kita harusnya mendapatkan sesuatu, kalau mau dipikir lebih dalam,ibadah kita itu kita lakukan karena kita mendapatkan kesempatan hidup di dunia ini. Keeksistensian kita di dunia ini saja seharusnya sudah membuat kita bersyukur bukan? Rene Descartes mengatakannya dengan tepat : I think , therefore I Am (aku berpikir maka aku ada). Makhluk mana lagikah yang mampu berpikir bahwa dirinya ada selain manusia? Kalau belum mau bersyukur hanya dengan menjadi manusia saja,coba bayangkan kalau anda jadi binatang deh;)

Selain itu,seharusnya kita beribadah karena sudah diberi kesehatan dan kesempatan untuk melakukannya. Bagaimana jika nikmat itu dikurangi? Misalnya diambil penglihatan kita? Atau kedua tangan kita? Atau kaki kita? Atau diberi kanker otak? Kita kadang lupa mensyukuri betapa nikmatnya sehat. Belum lagi betapa nikmatnya iman kita ini,jujur aja,sebenarnya yang namanya iman itu juga tidak ternilai lho. Coba pikir berapa banyak orang atheis? Atau sekedar agnostik? (tidak punya agama tapi percaya Tuhan) ,yang masih menyembah dewa-dewi? Dan masih banyak lagi lho orang yang imannya bukan pada Allah sang pencipta.

Apakah karena eksistensi kita,atau iman kita ataupun kesehatan kita saja,ataupun buat yg berpikir soal untung ruginya beribadah sudah sepatutnya kita beribadah. Kalau mau jujur, berdagang dengan Allah(berhitung untung rugi ibadah), kita tidak akan sanggup membayarnya. Ada cerita seseorang yang masuk surga kemudian saat mendengar Allah mengatakan “masuklah kalian kedalam surga dikarenakan rahmatKU” lalu orang ini protes dan mengatakan bahwa dia masuk surga karena usahanya yg gigih di dunia. akhirnya oleh Allah malaikat disuruh menghitung antara rahmatNya dan ibadah orang tersebut di dunia,manakah yang lebih banyak? Singkat cerita orang itu akhirnya sadar setelah diperlihatkan kepadanya ,bagaimana segala ibadahnya itu tidak dapat menyamai segala rahmat dan kasih sayang Allah ,bahkan rahmat Allah itu jauh melampaui nilai ibadahnya semasa di dunia. yang jelas tanpa rahmat Allah rasanya kita tidak akan mampu beribadah dengan baik,apalagi jika tidak diberi keimanan olehNYA.

Saya cuma ingin berbagi salah satu cara saya bersyukur belakangan ini,sebagai seorang muslim sudah barang tentu kewajiban ibadah saya adalah sholat 5 waktu (walaupun kadang juga belum sempurna), mungkin adalah sama dengan umat Kristen yang frekwensinya adalah setiap minggu ke gereja. Intinya sebenarnya hanyalah memberi lebih dari yg diminta. Jika sholat 5 waktu itu sudah sebagai kewajiban,hanya tinggal menambahkan lebih daripada yang wajib tersebut saja. Jadi saya mengambil sholat sunah sebelum ataupun sesudah (FYI yg tidak ada adalah sesudah ashar dan subuh,jadi untuk kedua waktu tsb ambillah sebelumnya).Saya menganggap bahwa yang wajib itu sudah harus,sebagai bayaran saya karena diberikan kesehatan dan iman sampai saat ini. Sedangkan cara saya bersyukur adalah dengan menambahnya,sebagai ungkapan rasa bersyukur. Cara lain adalah dengan sholat dhuha dan tahajud. Beribadah adalah karena bersyukur.

Tindakan saya diilhami sebuah kisah dari junjungan umat muslim yaitu Nabi Muhammad SAW. Alkisah beliau pernah ditanya “ wahai nabi yang mulia, mengapa engkau masih rajin beribadah siang dan malam, padahal dirimu kan telah dijanjikan surga oleh Allah sendiri?” beliau menjawab “ apakah salah seorang hamba bersyukur kepada Tuhannya?. Teman sekalian, jawaban seperti itu benar2 mengetuk hati nurani saya, betapa miskin dan kurang bersyukurnya saya selama ini, Bahkan hamba yang paling baik ibadahnya pun (dan telah dijamin surga!!) masih mau beribadah ,hanya karena mensyukuri segala nikmatnya yang diberikan Tuhannya.

Lalu bagaimana dengan kita? Masak sih gak malu? Sudah diberi sehat dan iman,masih beribadah dengan meminta yg lain? Sudah jadi manusia masih mau minta jadi malaikat? Padahal kedudukan manusia itu lebih tinggi lho dari malaikat. Apalagi kalau tidak mau ibadah dengan alasan belum diberi apa2 (benar belum diberi apa2? , think again deh…) cobalah teman2 sekalian renungkan diri kita masing2, sudah bersyukurkan kita hari ini?

Semoga berguna...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

isi kertas ujian ini :

hits