Selamat datang dan belajar sesuatu dari kehidupan saya ini

Terimakasih karena telah sudi mampir di blog saya yg sederhana ini,silahkan komen ataupun sekedar say hai,itupun sudah terlalu mewah buat seorang saya.

teriring doa untuk kesejahteraan kita bersama

-didot-

Sabtu, 09 Januari 2010

Antara logika dan perasaan.


Antara hati dan logika

by didot (www.universitas-kehidupan.blogspot.com )

Menikah,apakah harus disertai hati ,atau hanya logika? Bukankan hidup jadi indah karena adanya perasaan? Bukankah karena adanya hati kita menjadi manusiawi? Lalu saat hanya menggunakan logika,apakah peran hati dan perasaan ini harus dikesampingkan?

Saat harus memilih seseorang,apakah cukup peran logika,bahwa dia terpandang,bahwa pekerjaannya baik ,penghasilannya lumayan,penampilan juga rupawan, sifatnya pun santun,agamanya juga sama dengan kita.

Apakah semua kualitas itu saja yg diperlukan? Lalu kemanakah peran hati?

Jika kita berkata bahwa kita belum dapat jodoh, tapi sementara itu kita hanya berdiam diri,mungkin itu terkesan ironis ya.

Tapi jika kita berusaha mengenal seseorang kemudian di tengah jalan merasakan belum mantap untuk memilihnya apakah kita dianggap mempermainkan perasaan orang? Bagaimana bisa disebut mempermainkan perasaan orang,padahal kita sendiripun tidak tahu bagaimana nanti arah perasaan kita?

Tak bolehkah kita untuk mencoba mengenal? Agar tidak difitnah menutup diri dan tidak berusaha? Adakah yg salah dengan mencoba mengenal dan berusaha bersikap baik kepada orang2 yg kita baru kenal? Kepada lawan jenis yg kita juga tidak tahu apakah kita bisa suka ataupun tidak kepadanya di kemudian hari?

Bukankah bila kita tidak yakin akan sesuatu hal, lebih baik kita mundur? bukankah menghindari sebuah keraguan itu jauh lebih baik?

Juga bukankah sebuah maksud ,dalam rangka menghindari sebuah keraguan dan perasaan diri sendiri di masa yg akan datang ,agar tidak melukai perasaaan orang tersebut , adalah sebuah maksud yg baik dan mulia? Ketimbang mencoba2 dan ternyata gagal??

Lain halnya jika dari awal hati kita sudah mantap ,tapi ternyata juga gagal? Itu diluar keinginan kita juga,tapi setidaknya kita pasti berusaha lebih keras saat hati kita menginginkan sesuatu dari awalnya bukan?? Bukankah niat merupakan salah satu energi yg besar dalam hidup ini untuk beraktifitas apapun?

Rasanya tak mungkin bila hati ini memilih hanya karena desakan dari luar,tanpa sebuah kerelaan pilihan dari hati yg terdalam,rasanya bagaikan membohongi diri sendiri ,untuk memilih seseorang tanpa perasaan.

Memang orang bijak bilang ,rasa bisa tumbuh karena terbiasa. Orang jawa bilang : witing tresno jalaran soko kulino. Cinta tumbuh karena dekat,cinta tumbuh karena telah terbiasa.

Namun dalam hukum keseimbangan,dimana ada teori seperti itu ,berlaku juga teori paradoksialnya atau kebalikannya,karena dunia ini seimbang ,ada hitam dan ada putih,ada siang dan ada malam. Maka berlaku juga : benci tumbuh karena dekat,benci tumbuh karena terlalu mengenal. Tentu sahabat sekalian pernah dengar kan seseorang yg menikah awalnya baik,lama kelamaan ketauan sifat aslinya ternyata tukang menyiksa pasangannya??

Lalu siapa yg bisa menjamin bahwa cinta pasti tumbuh? Kalau iya tentu bagus,namun kalau tidak? Pernikahan bukan sebuah perjudian buat saya atau siapapun juga pastinya,mencoba2 mencintai seseorang pilihan kita ,tanpa perasaan apapun diawalnya,siapa yg bisa menjaminnya bahwa pasti akan tumbuh juga perasaan itu?

Menikah butuh sebuah cinta sedari awal,sebuah rasa suka yg ada dalam hati,namun tanpa mengeyampingkan juga akal,sesuai yg diajarkan oleh rasul : wanita dipilih karena 4 hal ; kecantikannya ,kekayaannya , keturunannya dan agamanya ,pilihlah yg terakhir maka kau akan beruntung.

Jadi setelah ada rasa itu,pikirkan dengan akal ,apakah agamanya bagus? Baru ditimbang oleh hal2 lainnya juga. Saya rasa inilah jalan yg terbaik ,yaitu menggabungkan rasa dengan logika, dalam memilih pasangan kita.

Semoga cahaya sinar petunjuk Allah menuntunku dalam kegelapan kisah hidupku ini



4 komentar:

  1. hati memang harus dijadikan acuan pertama ketika kita memilih untuk jatuh cinta. Setelah itu barulah masuk tahapan persuasi melalui cinta.

    soal menikan ketika cinta belum tumbuh sempurna, tenang saja. Cinta bisa dipelajari, selama kita mau berusaha.

    blognya bagus. salam kenal!

    BalasHapus
  2. terimakasih mas,memang benar hati duluan baru logika mengikuti:)

    BalasHapus
  3. Terima kasih mas. Tulisan anda semakin memantabkan saya. Sukses selalu dalam berkarya

    BalasHapus
  4. Siip mas makasih banget,..
    aku jadi bisa bantu temn aku yang lagi bingung gara2 baca atikel diatas... :D

    BalasHapus

isi kertas ujian ini :

hits