Guys,after beberapa lama rasanya tidak pernah lagi kuatir dalam hidup ini,rupanya beberapa hari belakangan ini saya mengalaminya lagi. jujur saja,saat rasa takut itu muncul,rasanya tidak mengenakkan. tapi kalau inget kata2 bahwa iman seseorang itu belum sempurna jika belum diuji,maka seharusnya saya sekarang akan sangat sedih jika saja tidak diuji seperti ini lagi.
beberapa hari ini sepertinya ujian datang bertubi2 kepada saya,namun demikian,rasa kuatir ini saya usir dengan sekali lagi mencoba bersikap pasrah dan ikhlas kepada segala ketentuanNYA. malu dong,masak saya bisa nasehatin orang ttg kebahagiaan dan kedamaian pikiran,tapi saya sendiri tidak dapat lagi menemukan kedamaian dan kebahagiaan tersebut (walaupun kenyataannya sih cuma buat beberapa saat saja kekhawatiran tersebut berlangsung).
Memang benar ,mencintai mahluk dan materi (dunia dan seisinya ) sering kali menimbulkan kecewa,karena hal2 tersebut tidaklah abadi. lebih baik mencintai akhirat,karena katanya jika mengejar dunia,maka hanya dunia yang didapat,tapi jika mengejar akhirat maka dunia dan akhirat akan didapat.
Akhirnya dalam ketakutan dan kecemasan saya menenangkan diri,melakukan relaksasi dan berpikir ulang,apa yang Allah kehendaki. lalu saya ingat,semua yg saya lakukan adalah untukNYA,saya berbuat baik karena Allah,jadi buat apa saya takut dan kecewa jika ada mahluk mengecewakan saya?
saya ingat kata guru kehidupan saya, jadilah seperti pohon, selalu memberikan kebaikan dengan ikhlas. saat ada yg hendak berteduh ,dia memberi naungan. saat ditimpuk batu,diberikannya buahnya,dan saat tak dimintapun buahnya jatuh kepada yg ada dibawahnya.
Belajar ikhlas memang tidak mudah,tapi juga bukan berarti tidak mungkin. dari hal yang kecil pun bisa kita lakukan. contohnya: jika anda punya uang ribuan sebanyak 10 lembar,dan anda berniat sedekah 1000 rupiah ,coba tanya diri anda, mana yg akan anda berikan kepada pengemis yg datang meminta? apakah yg paling lecek dan lusuh? atau yg paling bagus? gak usah bicara soal nominal dulu deh,kita bicara nominal sama tapi yg fisiknya terbaik aja deh. kalo ngasih 10,000 atau 20,000 mungkin udah jelas beda.
keikhlasan juga membuat kita tidak memandang mahluk lagi,artinya kita memberi bukan karena melihat siapa yg minta,tapi siapapun yg minta kita beri,bahkan yg belum meminta sekalipun jika kita tahu orang tersebut membutuhkan. semuanya kita anggap rekayasa Allah kepada kita untuk menguji diri kita. dengan demikian karena kita berbuat karena mencari keridhoanNYA,maka kita menjadi ikhlas saat orang yg kita beri itu tidak bilang terimakasih,ataupun di kemudian hari orang tersebut malah jahat sama kita.
Kesimpulannya keikhlasan menjauhkan diri dan hati kita dari rasa sakit hati yg mungkin terjadi. jadi buat anda yg tidak mau sakit hati lagi,marilah kita belajar ikhlas. seperti keikhlasan orangtua kepada anaknya,biar bagaimanapun menyebalkan dan bandel anaknya,orangtua tetap menyayanginya. mungkin juga kasih Tuhan kepada kita ,hamba2NYA,walaupun kita sering menyakiti hatiNYA (baca: bermaksiat dan berbuat dosa) Tuhan kita menyayangi kita tanpa melihat siapa kita.
pernahkah anda berpikir,jika kita tidak hidup jadi manusia ,akan jadi apakah kita ini? akan seperti apakah pemikiran kita ini? akankah kita bersyukur tidak hidup jadi manusia? atau sebaliknya? akankah kita menyesalinya setelah kita meninggal nanti? dan baru menyadari bahwa kehidupan ini adalah anugerahNYA yang terbesar?
akankah kita menyangkal semua nikmatNYA? jangan sampai terlambat,bersyukurlah dan ikhlaslah terhadap semua cobaan hidup,semuanya hanya rekayasa,supaya kita belajar hikmah dan menjadi jiwa yg lebih dewasa. saat nanti sudah mati kenikmatan dan derita di dunia adalah sama saja rasanya. mendingan sakit atau tidak bisa merasakan apapun?
mudah2an berguna,mohon maaf terpaksa ditutup dengan sebuah pertanyaan.
dari yang masih belajar untuk ikhlas
didot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
isi kertas ujian ini :