Selamat datang dan belajar sesuatu dari kehidupan saya ini

Terimakasih karena telah sudi mampir di blog saya yg sederhana ini,silahkan komen ataupun sekedar say hai,itupun sudah terlalu mewah buat seorang saya.

teriring doa untuk kesejahteraan kita bersama

-didot-

Senin, 28 Juli 2008

Lemah lembut sehari - hari

Lemah Lembut sehari hari

By : Didot (hadi_dot@yahoo.com)

Pernah suatu waktu yang telah silam saya melihat seorang yang berpakaian sangat islami, sepertinya seorang Haji. Kami semua sedang berada di dalam masjid. Pak haji ini rupanya tengah menegur seorang anak kecil di dalam masjid karena berisik. Bahasanya cukup keras dengan nada menghardik. Saya cukup kaget melihat perilaku ini. Setahu saya seorang muslim akan berpedoman kepada Nabi dalam berperilaku sehari hari. Selama ini saya sudah sering membaca dan mendengar bagaimana sikap lemah lembut dan sopan santun nabi ,sehingga berharap umatnya juga akan mengikuti keindahan perilaku dan akhlak beliau. Kejadian tersebut cukup mengusik saya sampai hari ini. Mengapa tidak ditegur dengan lemah lembut saja anak kecil itu?

Saya yakin banyak diantara teman-teman sekalian pasti juga pernah mendengar tentang kelemahlembutan dan tingginya akhlak Rasul bukan? bahkan ada 1 cerita tentang orang buta yg selalu meludahi rasul setiap hari ,yang pada akhirnya malah menyesal ketika mengetahui ternyata yg setiap hari menyuapinya dengan lemah lembut adalah orang yang selalu dibencinya. Saya hampir menangis saat pertama membaca kisah ini.

Namun tidak dapat dipungkiri pula bahwa ada beberapa pihak yang menyalahartikan sikap tegas beliau dalam beberapa hal,misalnya seperti peperangan. Dunia barat bahkan hanya bisa melihat kalau islam itu keras, mereka ini hanya melihat dari pedang nabi saja.,tanpa mencoba melihat sisi lainnya dari rasul. The truth is there is always two side to every story ,istilahnya tergantung siapa yang menceritakannya, maka akan ada dua macam sisi yg melihat kepribadian seseorang,apakah baik atau buruk. Dan terus terang saja ini juga berlaku buat pak haji yg menegur seorang anak kecil tadi, diapun pastinya punya sisi kebaikan juga,yg mungkin saya tidak tahu karena belum mengenalnya.

Beberapa waktu yang silam pula saya ikut ke suatu pengajian, dan mendapatkan ayat di Al Quran sebagai berikut :

Surat thaahaa ( 20 ) ayat : 43 – 44

“ Pergilah kamu berdua kepada Firaun,sesungguhnya dia melampaui batas ; katakanlah kepadanya dengan perkataan yang lembut supaya dia mendapat pengajaran atau dia takut (kepada Allah).”

Nah,teman teman sekalian bisa melihat,untuk orang sesombong firaun saja,Allah masih menyuruh ditegur dengan lemah lembut,masa sih seorang anak kecil ditegur dengan keras dan kasar?

Sayapun pada dasarnya adalah orang yang keras, tapi saya selalu merasa hanya orang yang bicara dengan lembut dan santunlah yang akan saya dengarkan , saya kalau dikerasin saya malah akan semakin keras. Dan demikian juga yang saya sering lihat pada sifat orang-orang yg cukup keras ,pastinya kebanyakan dari mereka tidak dapat dikerasi. Bukankah batu karang hancur oleh tetesan air lama-kelamaan?

Saya juga mencoba untuk tetap selalu lemah lembut kepada yang keras pada saya walaupun itu lebih sulit, tapi saya ingat kata-kata guru saya,yaitu : “ baik kepada orang baik itu biasa, tapi baik kepada orang yang tidak baik, itu luar biasa”. Maunya sih menunggu orang lain berbuat baik lebih dulu kepada saya baru saya juga baik kepada mereka, kalau ternyata dia jahat saya juga gak perlu baik. Demikian kira-kira dulu pendapat saya sebelum disadarkan oleh kata-kata guru saya.

Kita tidak mungkin menunggu orang lain untuk berbuat baik lebih dahulu kepada kita baru kita baik kepada mereka, ini tidak berlaku demikian. Karena saya ingat Gandhi pernah berkata : “jadilah perubahan yang kau inginkan terjadi pada dunia” ,artinya kita haruslah menjadi dan mencontohkan perubahan tersebut lebih dulu, bukan menunggu orang lain melakukannya pada kita. Jika kita ingin orang lemah lembut pada kita,kita harus lembut dulu kepada mereka,jika kita ingin orang lain baik kepada kita ,kita juga harus baik dulu kepada mereka,seperti hukum paling utama yang berbunyi : “ perbuatlah pada orang lain sebagaimana kau ingin diperlakukan” ,jangan mencubit jika tidak ingin dicubit.

Mudah2an kita bisa mengambil hikmah dari cerita2 ini ,agar menjadikan lemah lembut dan sopan santun sebagai tata cara pergaulan kita dalam bermasyarakat kepada siapapun dan bagaimanapun cara mereka memperlakukan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

isi kertas ujian ini :

hits